RADAR24.co.id — Seorang janda dengan satu anak, dan dua saudaranya di Lampung Timur, tinggal di sebuah gubuk reyot dan nyaris roboh. Kehidupan wanita yang jauh dari kata layak ini ternyata luput dari perhatian pemerintah desa maupun Pemkab Lampung Timur.

Di sebuah gubuk kecil terbuat dari kayu bekas ukuran 3X2 meter inilah Syansiah (25), Janda di Desa Waringin Jaya, Kecamatan Bandar Sribawono, Kabupaten Lampung Timur  ini tinggal Sejak ditinggal oleh sang suami, saat ia masih mengandung anak semata wayang.

 

“Hidup saya kayak gini dari dulu, tapi udah tau kayak gini kok nggak ada yang bantu ya ?” Ucap Syamsiah dengan senyum getir, Selasa 28/1/25.

 Bagi Syamsiah mendapatkan kehidupan yang layak adalah hal yang tak mungkin. Karna jangankan untuk membuat rumah yang bagus, buat biaya kehidupan makan sehari-hari aja masih susah.

Tinggal di rumah tak layak huni, bersama satu anak dan dua orang saudara laki-laki. Rumah berukuran Dua kali tiga meter, tak ubahnya kandang ternak bahkan lebih buruk dari kandang hewan.

 

Informasi adanya warga yang tinggal di sebuah gubuk reyot tak layak huni ini akhirnya sampai juga kepada Wadah Amal Sedekah Grup(ASG) Lampung Timur.

ASG kemudian mendatangi kediaman Syamsiah dan akan membantu membuatkan rumah layak huni kepada seorang janda dan keluarganya itu.

Kedatangan rombongan Amal Sedekah Grup (ASG) dengan ketua Sularno di dampingi oleh Rizal aktivis sosial, Beserta rekan-rekan di sambut hangat oleh Syamsiah beserta keluarga.

 

“Lihatlah rumah yang mereka tempati sangatlah jauh dari kata layak, padahal mereka adalah manusia juga, punya hak hidup yang pantas di rumah yang layak” Kata sularno di dampingi oleh Rizal.

Sularno mengatakan, kondisi rumah Syamsiah yang berlantai tanah, tiang penyangga sudah lapuk, dinding bolong-bolong, atap bocor, tidak ada ruang tamu, kamar tidur, dapur, sumur, kamar mandi, listrik, kompor, alat memasak dn lain lain.

” Yang ada hanya, dua tempat tidur kecil diruang yang sempit, penuh tumpukan baju bekas dalam satu ruangan yang sempit dihuni oleh empat orang manusia, layaknya seperti hewan, YaaAllah..” ungkap Sularno.

 

Selain tempat tinggal yang tidak layak, Syamsiah juga sering sakit-sakitan, sering pusing secara tiba-tiba, penglihatan mulai buram akibat vertigo. Begitu juga kakaknya yang mengalami stres/depresi, akibat tekanan batin.

Tidak ada warga sekitar yang mau mempekerjakan mereka sebagai buruh tani atau buruh serabutan. Sementara mereka butuh hidup yang layak, makan minum untuk kelangsungan hidupnya.

Syamsiah tidak punya lahan untuk digarap, sedangkan lahan yang ditempati pun milik orang lain. Syamsiah tidak bisa berbuat banyak karena tidak punya modal untuk usaha, tidak punya kendaraan untuk transportasi.

 

Jangankan untuk modal usaha untuk berobat ke puskesmas saja, syamsiah tidak mampu karena tidak punya uang dan tidak punya jaminan kesehatan (BPJS).

Lengkap penderitaan Syamsiah, selain harus tinggal di rumah sempit tak layak huni berukuran dua kali tiga meter, dia tidak punya sumber penghasilan bagi keluarga. Tidak ada suami yang mendampingi, tidak ada orang tua tempat bergantung, tidak ada saudara yang bisa diandalkan untuk meminta pertolongan.

Selain itu, Syamsiah juga terkendala berkenaan biaya pendidikan anaknya Naufal 8th, saat ini kelas 1 SD itupun masuk sekolah sudah terlambat dari usia normal, Syamsiah tidak punya uang untuk beli sepatu, baju, buku, apalagi jajan sekolah mesky Rp. 2000/hari, ini sangat memberatkan karena Syamsiah tidak punya sumber penghasilan.

 

Syamsiah hampir berputus asa untuk melanjutkan kehidupannya sebagai manusia makhluk Tuhan. Di tengah sulitnya kehidupan yang dialami, dia tetap berusaha semangat, dihadapan anaknya. Syamsiah berusaha agar kuat menjalani hidup meskipun serba dalam kekurangan demi masa depan Naufal anaknya semata wayang ditinggal ayah sejak dalam kandungan tanpa kabar berita.

” Wahai teman-teman sahabat baik para donatur yang dermawan, mari kita bantu kehidupan Syamsiah agar bisa hidup lebih baik dan tinggal dirumah yang pantas. Tanpa dari dukungan kita semuanya maka Syamsiah sulit untuk bertahan menjalani kehidupannya” ucap Sularno.

Sularno berharap dengan adanya bantuan yang diberikan oleh para Sahabat Darmawan mampu mengeluarkan Syamsiah dari penderitaan yang dialaminya selama ini.

 

Suwandi