RADAR24.co.id — Anggota DPRD Lampung Timur Fraksi NasDem Badrun Susanto, mengunjungi kediaman keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) meninggal yang bekerja di Taiwan. Hingga kini Jenazah TKI tersebut belum dipulangkan ke Indonesia.
Jenazah Heri Suprapto (45) warga Dusun 3 Desa Brawijaya, Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur, Lampung hingga kini masih tertahan di salahsatu Rumah Sakit di Taiwan.
Badrun Susanto menjelaskan, Alm. Heri Suprapto ditemukan meninggal dunia didalam kamar mandi mess-nya usai menghantar makanan ke kost temannya.
Menurut Badrun pihak keluarga juga belum mendapatkan kepastian tentang sebab musabab kematian Heri.
“Jenazah ini akan dipulangkan pada tanggal 18 Juli 2025, dengan tujuan Bandara Soekarno Hatta Tanggerang,” ujar Badrun.
Badrun mengatakan siap membantu penjemputan jenazah Alm. Heri Suprapto apabila nanti pihak Ejen hanya menyerahkan sampai di Bandara Soekarno-Hatta.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dan Provinsi Lampung juga ikut turun tangan membantu kepulangan jenazah Alm. Heri.
Menurut Badrun, Jeda pemulangan jenazah yang memakan waktu hingga 13 hari dianggap lambat, serta informasi tentang penyebab kematian korban juga belum diterima pihak keluarga.
Ia menegaskan Alm. Heri merupakan pahlawan devisa yang mengirimkan sebagian dari penghasilan mereka dalam bentuk mata uang asing ke Indonesia.
“Ini juga menjadi tanggung jawab kita pemerintah untuk membantu mempercepat proses pemulangan jenazah. dengan begitu ada penghargaan Negara kepada mereka yang di sebut sebagai pahlawan Devisa” tutup Badrun.
Diberitakan, Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) bernama Heri Purwanto (45) Warga Dsn 3 Desa Brawijaya ,Kec Sekampung Udik Lampung Timur, Lampung, meninggal dunia di Taiwan.
Iin Supitri (40) Istri korban mengatakan belum mengetahui penyebab kematian suaminya.
Menurut Iin, Suaminya sudah 11 tahun di Taiwan bekerja secara legal di pabrik pembuatan baut.
“Janji mau pulang bulan 5 tahun 2026, dan janji tidak akan kembali lagi ke Taiwan” ujar Iin kepada awak media, Minggu (13/7/25).
Iin mengatakan terakhir berkomunikasi dengan suaminya pada Sabtu (5/7/25) Malam atau sehari sebelum meninggal. Ia mengaku tidak mendapatkan firasat apapun sebelum suaminya meninggal.
“Iya telfon biasa, kadang disambung sama adek yang lain. Jadi telfonan rame Rame gitu, jadi tidak ada firasat apapun ” kata Iin.
Menurutnya, Sang suami memang memiliki riwayat sakit darah tinggi dan asam urat , namun, tidak pernah kambuh selama bekerja di Taiwan.
Di Taiwan Suaminya ditemani oleh anak tertuanya yang juga bekerja di pabrik.
Pada Minggu, (6/7/25) sore usai mengantar makanan ke tempat kost temannya, Heri pulang ke kost dan masuk ke kamar mandi.
Sang anak curiga, karena ayahnya lama di kamar mandi, lalu pintu dibuka dan menemukan korban sudah tergeletak.
Jenazah Belum Dipulangkan
Hingga saat ini jenazah Heri Purwanto belum dipulangkan ke Indonesia.
Menurut keterangan yang disampaikan dari rekan kerja korban di Taiwan kepada keluarga di Lampung Timur, Jenazah akan diterbangkan dari Taiwan pada tanggal 18/7, dan akan mendarat di Jakarta 19/7.
Hal inilah yang membuat pihak keluarga merasa bingung, mengapa pemulangan jenazah memakan jeda waktu hingga 2 Minggu.
Masih menurut Iin, pihak yang mengurus kepulangan jenazah juga hanya akan mengantar sampai di Bandara Soekarno Hatta saja.
” Masih diurus oleh pihak Ejen katanya, dan akan dipulangkan namun hanya sampai bandara Soekarno-Hatta” Terang Iin.
Iin mengaku pihak keluarga belum membuat laporan kepada pihak terkait. Begitu pula sebaliknya dari pemerintah kabupaten Lampung Timur maupun provinsi Lampung belum ada yang datang ke kediamannya.
Ia berharap jenazah suaminya dapat secepatnya dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halaman
“Kalau bisa jenazah suami bisa secepatnya dibawa pulang ke Indonesia” ujarnya.
HS