RADAR24.co.id. — Wali Kota Bitung, Hengky Honandar, bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan penanaman pohon mangrove di Kawasan Kelurahan Kasawari, Kecamatan Aertembaga, Kamis (9/10/2025) pagi.
Penanaman mangrove tersebut dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-35 Kota Bitung, dan merupakan salah satu rangkaian kegiatan Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2025, ajang tahunan yang menjadi ikon wisata Kota Bitung.
Wali Kota Hengky Honandar mengatakan bahwa pelestarian alam merupakan fondasi penting dalam membangun sektor pariwisata.
“Kita tidak bisa berbicara tentang pariwisata berkelanjutan tanpa menjaga lingkungan. Penanaman mangrove ini bukan hanya simbol, tapi langkah nyata untuk melindungi pesisir dan memperkaya ekosistem laut Bitung,” ujar Hengky Honandar.
Lebih lanjut, Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga lingkungan agar keindahan alam Bitung tetap terpelihara.
“Mari kita rawat bersama, karena alam adalah aset terbesar kita. Mangrove bukan hanya menahan abrasi, tapi juga rumah bagi berbagai biota laut yang menjadi daya tarik wisata,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Sekda Kota Bitung, Ir Ignatius Rudy Theno, ST., MT., MAP., menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari semangat “Harmony in Diversity” yang diusung dalam FPSL 2025.
“Melalui kolaborasi Forkopimda dan masyarakat, kita ingin menunjukkan bahwa Bitung bukan hanya kota industri, tapi juga kota hijau yang peduli pada keberlanjutan lingkungan,” kata Rudy.
Selain Forkopimda, kegiatan ini juga diikuti oleh perwakilan komunitas lingkungan, pelajar, dan kelompok sadar wisata.
“Mereka bersama-sama menanam ratusan bibit mangrove di sepanjang garis pantai Batu Angus. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi risiko abrasi serta menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan wisata tersebut.
Festival Pesona Selat Lembeh 2025 sendiri menjadi momentum penting untuk memperkenalkan keindahan bahari, budaya, dan kuliner Kota Bitung kepada wisatawan nasional maupun mancanegara.
Penanaman mangrove ini menjadi simbol sinergi antara pelestarian lingkungan dan pengembangan destinasi wisata yang ramah alam.
Dengan semangat kebersamaan, Pemerintah Kota Bitung berkomitmen menjadikan kegiatan seperti ini sebagai agenda rutin agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata oleh generasi mendatang.



