RADAR24.co.id — Suasana khidmat menyelimuti peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang digelar oleh KBNU Kecamatan Labuhan Ratu bersama Forkompimcam setempat. Kegiatan berlangsung penuh semangat kebersamaan, diawali dengan upacara pengibaran bendera yang disusul dengan pawai dan kirab menuju Gedung MWC NU Labuhan Ratu. Kebersamaan semakin terasa hangat saat seluruh peserta menikmati makan bersama dan tumpengan sebagai simbol syukur. Rabu 22 Oktober 2025
Memasuki siang hari usai salat Zuhur, semangat santri semakin terpatri melalui acara Semaan Al-Qur’an, menghadirkan para santri dari Pondok Darussalam Mega Sakti binaan Kyai Zubed. Suasana hening dan penuh kekhusyukan mengiringi lantunan ayat-ayat suci.
Malam harinya, selepas Magrib, kegiatan dilanjutkan dengan Istighosah bersama keluarga besar Nahdlatul Ulama Kecamatan Labuhan Ratu, dipimpin oleh Kyai Umar Buang dari Subing Puspa Barat. Doa-doa terpanjatkan sebagai ikhtiar spiritual untuk memohon keberkahan bangsa dan umat.
Sebagai puncak acara, Gebyar Sholawat menggema meriah dengan kehadiran jamaah sholawat se-Kecamatan Labuhan Ratu. Salah satunya adalah Jama’ah Ponpes Miftahurrahmah pimpinan Kyai Saefudin dari Subing Putra, yang turut menghidupkan suasana dengan lantunan sholawat yang menentramkan hati.
Ketua Tanfidziyah Wakil Cabang Labuhan Ratu, Kyai Ahmad Tufani, bersama Ketua Panitia Kyai Sutikno, menyampaikan rasa syukur atas lancarnya rangkaian kegiatan. “Alhamdulillah meski sempat diguyur hujan deras, kami yakin itu adalah rahmat Allah yang menyertai peringatan HSN tahun ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung hingga acara berjalan sukses,” ujarnya penuh rasa syukur.
Momen menarik hadir saat Camat Labuhan Ratu, Bapak Agustinus, yang bertindak sebagai Pembina Upacara, menyampaikan pidato penuh makna sebelum membacakan teks protokoler. Beliau mengangkat semangat Resolusi Jihad yang dideklarasikan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 sebagai inspirasi perjuangan masa kini. “Jihad hari ini tidak hanya berarti berperang secara fisik, namun memiliki makna lebih luas — jihad ekonomi, jihad pendidikan, dan jihad sosial,” tegasnya.
Sebagai wujud nyata jihad pendidikan, panitia menyelenggarakan pembagian tas sekolah dan alat tulis kepada para santri madrasah. Meski sederhana, bantuan tersebut diharapkan memberikan semangat belajar bagi generasi penerus bangsa. “Nilainya mungkin kecil, tetapi insyaAllah akan menjadi kenangan yang membekas di hati anak-anak,” ujar salah satu peserta, Jumiyanto.
Melalui peringatan Hari Santri Nasional ini, semangat jihad masa kini dihidupkan kembali bukan dengan senjata, tetapi dengan ilmu, pengabdian, dan ketulusan berkhidmat untuk agama, bangsa, dan negara.




