RADAR24.co.id. — Wali Kota Bitung, Hengky Honandar, SE., meresmikan Gedung Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) di Kantor BPBD Bitung, Kamis (27/11/2025). Fasilitas ini menjadi pusat kendali utama dalam upaya mitigasi, tanggap darurat, dan rehabilitasi pasca bencana.

Peresmian gedung ini ditandai dengan penandatanganan prasasti, disaksikan oleh Wakil Wali Kota Bitung, Randito Maringka, Kepala BMKG – Stasiun Meteorologi Maritim Bitung, yang diwakili Bapak Idris Simon, S.P., M.M., PMG Madya, dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Bitung, Fivy Kadeke, serta Unsur Forkopimda, Pimpinan OPD, dan para pemangku kepentingan kebencanaan di Kota Bitung.

Dalam sambutannya, Wali Kota Hengky Honandar menegaskan bahwa kehadiran Pusdalops bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan komitmen untuk membangun pusat data, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang andal saat krisis terjadi.

“Kami ingin masyarakat merasa terlindung, bahwa setiap bencana akan direspons cepat, data selalu tersedia, dan koordinasi berjalan tanpa hambatan,” tegasnya.

Gedung Pusdalops BPBD Bitung dirancang sebagai simpul koordinasi lintas sektor, dengan dukungan sistem informasi kebencanaan dan kesiapan sumber daya manusia.

Pemerintah berharap fasilitas ini dapat mempercepat respons, meningkatkan profesionalisme, serta memperkuat jejaring antarinstansi dalam menjaga keselamatan warga masyarakat. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membangun budaya sadar bencana. Menurutnya, ketangguhan kota tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur, tetapi oleh kesiapsiagaan kolektif.

“Penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tugas bersama. Kesiapsiagaan kita menentukan seberapa kuat kota ini bertahan dan pulih ketika tantangan datang,” ucapnya.

Ditempat yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bitung, Fivy Kadeke menyampaikan bahwa Pusdalops akan menjadi pusat kendali yang terintegrasi, tidak hanya untuk penanganan darurat, tetapi juga untuk edukasi dan mitigasi risiko bencana.

“Kami berkomitmen menjadikan Pusdalops sebagai ruang kolaborasi dan inovasi. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga tentang membangun kepercayaan masyarakat bahwa negara hadir saat mereka paling membutuhkan,” kata Fivy Kadeke.