RADAR24.co.id — MBG di Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, tuai protes dari berbagai kalangan. Karena diduga menyajikan MBG tidak sesuai standar menu, karena terbukti gagal memenuhi hak anak atas pangan bergizi dan sehat.

Warga protes program prioritas Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto seharusnya dilaksanakan secara baik bukan menjadi ladang bisnis para oknum

Diketahui, Anggaran untuk makan bergizi gratis (MBG) 2025 dipatok sebesar Rp71 triliun, untuk memberi makan 82,9 juta orang anak sekolah dan ibu hamil.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto, menargetkan setiap anak berhak menerima MBG senilai Rp15 ribu per porsi.

Namun, kemudian presiden memangkasnya menjadi hanya Rp10 ribu per porsi yang diberikan setiap hari, kecuali hari libur.

Berdasarkan fakta dilapangan tidak semua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menyajikan MBG sesuai aturan pemerintah.

Warga lalu ramai memposting menu MBG berupa 1 susu full cream, 3 butir telur puyuh dan 3 buah kelengkeng.

Belum selesai persoalan menu ngirit tersebut, esok hari menu MBG kembali geger karena cuma berisi Telur goreng, 1 iris semangka, 2 iris tomat, nasi dan 1 botol susu kedelai.

Mirisnya, buah yang disajikan tidak dipacking secera higienis dan susu kedelai diduga basi.

Tak sampai disitu pada hari Kamis (4/12/2025) warga kembali dibuat geger setelah lebih dari 10 siswa di Sekolah Dasar MIMA Pugung Raharjo, Kec Sekampung Udik, mengalami keracunan setelah menyantap menu dari dapur SPPG yang sama.

Sejumlah siswa diduga keracunan setelah mengkonsumsi tahu yang diduga berjamur.

“Kakak dari jam 12.30 muntah-muntah dan sakit perut pusing udah kukasih obat aku kasih minyak kayu putih aku suruh tidur berharap bangun tidur sembuh bangun tidur nangis malahan bilang perutnya sakit banget dan muntah lagi.

Kalau sudah muntah sakit perut sudah pasti pencernaannya bermasalah aku bawa langsung ke klinik dan sebelah ruangan bilang hari ini ada 10 anak yang ngadu kalau ada salah satu makanan yang ada jamurnya” isi postingan media sosial salahsatu wali murid.

Dikonfirmasi salahsatu wari murid membenarkan bahwa hasil diagnosa dari medis anaknya kemungkinan besar mengalami keracunan dari makanan yang di konsumsi.

“Menutup dokter kalau dari pagi anak tidak ada gangguan kesehatan apa-apa kemungkinan besar dari makanan” ujarnya Rabu, (9/12/2025).

Wali murid itu mengaku permasalah sudah diselesaikan dengan pihak sekolah. Ia mengaku pihak sekolah telah datang dan melakukan pembicaraan secara kekeluargaan.

Disis lain warga menilai standar gizi yang diberikan kepada siswa tidak ideal dan tidak memenuhi kriteria pemenuhan gizi yang seimbang.

Warga mendesak pemerintah agar pengelolaan menu harus memperhatikan kombinasi gizi yang seimbang, bukan sekadar memenuhi selera anak. Pemerintah juga diminta untuk mengaudit secara rutin terhadap pengelolaan dapur SPPG di wilayah tersebut.

Hingga berita ini ditayangkan belum ada klarifikasi dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.