RADAR24.co.id — Diduga proyek siluman tanpa papan nama pekerjaan pembangunan, gorong-gorong yang terletak di Kampung Negara Bumi Ilir, yang pekerjanya berada di tengah-tengah kampung, Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah.

Ketua Forum Media dan Lembaga (FORMAL) Lampung Tengah, Firdaus JA, menyoroti bahwa pekerjaan kegiatan semacam ini tidak menutup kemungkinan membuka celah terjadinya tindakan korupsi, karena tidak adanya transparansi anggaran (keterbukaan informasi publik).

Papan nama proyek merupakan hal penting sebagai sarana informasi kepada masyarakat untuk mengetahui jenis kegiatan proyek yang bersumber dari dana anggaran, volume pekerjaan, CV kontraktor pelaksana, serta tanggal dan waktu pelaksanaannya. Hal ini merupakan implementasi asas transparansi, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam proses pengawasan.

Ketua FORMAL Firdaus mengatakan, pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), serta Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan Nomor 70 Tahun 2012, yang mengatur bahwa setiap pembangunan fisik yang bersumber dari anggaran negara wajib memasang papan nama proyek.

Firdaus melanjutkan, pekerjaan proyek tanpa papan nama informasi terindikasi akal-akalan untuk mengelabui masyarakat agar tidak memantau besarnya anggaran. Hal ini patut diduga sebagai pelaksanaan proyek yang sengaja menyembunyikan informasi dari pengawasan publik (tidak transparan). Selain itu, pekerjaan tersebut sudah ada yang terpasang namun sudah rusak kembali sebelum pekerjaan selesai, imbuhnya.

Firdaus berharap kepada pihak dinas terkait dan pelaksana pembangunan untuk segera memasang papan informasi, sehingga masyarakat khususnya di Negara Bumi Ilir dapat mengetahui anggaran dana pekerjaan tersebut sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku, jelasnya Jumat (12/9).

Salah satu warga, Iskandar (PN. Isun), yang menyaksikan pekerjaan tersebut, menyatakan bahwa pekerjaan tidak sesuai standar karena ada bagian yang sudah rusak kembali akibat longsor disebabkan hujan deras. Longsor ini diduga akibat dorongan air yang kuat, karena pekerjaan tidak maksimal. Bahkan, warga sempat mengingatkan pekerja tentang dampak jika hujan turun, dan akhirnya terjadi kelongsoran akibat pekerjaan yang kurang maksimal, ujarnya.

Iskandar melanjutkan, akibat pekerjaan yang diduga kurang maksimal, akhirnya Iskandar dan beberapa warga berinisiatif mengadukan masalah ini kepada Ketua FORMAL, yang rumahnya berada di Kampung Negara Bumi Ilir.

Firdaus menegaskan, “Saya meminta kepada pihak pelaksana atau instansi terkait agar segera memasang plang informasi dan pekerjaan tersebut harus sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), agar pembangunan dapat menghasilkan hasil maksimal sesuai harapan warga Negara Bumi Ilir. Jangan coba-coba bermain-main,” pungkasnya.