RADAR24.co.id. — Pemerintah Kota Bitung bersama Forkopimda dan Pihak PT MSM dan Warga Kelurahan Pinasungkulan Kecamatan Ranowulu, menggelar pertemuan terkait dengan persoalan pemblokiran jalan yang sempat viral di media sosial.
Rapat koordinasi yang digelar di Ruang S.H Sarundajang Kantor Wali Kota pada Selasa (15/7/2024) di pimpin langsung oleh Wali Kota Bitung, Hengky Honandar, SE., dan Wakil Wali Kota Randito Maringka.
Adapun turut hadir dalam rapat tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda), Ir. IGN Rudy Theno, Kapolres Bitung, AKBP Albert Zai, Dandim 1310/Bitung, Letkol Czi Hanif Tupen, Kepala Kantor Pertanahan, Dr. H. Jamaluddin, Perwakilan Kepala Kejaksaan Negeri Bitung, Anggota DPRD Bitung, Pihak PT MSM/TTN, Camat Ranowulu dan Lurah Pinasungkulan,
Dalam aspirasi warga, mereka menginginkan agar jalan lama kampung Pinasungkulan yang dulunya dilalui kendaraan truck PT MSM dapat berfungsi kembali dengan tidak menggunakan jalan baru yang dibangun PT MSM.
Di tengah dinamika hubungan perusahaan tambang dan masyarakat, muncul harapan baru berkat pendekatan dialogis yang mengedepankan kesejahteraan warga.
Direktur Utama PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya, Dr. Christian Emanuel David Sompie, memuji langkah proaktif Pemerintah Kota Bitung dalam menjembatani aspirasi masyarakat Kelurahan Pinasungkulan melalui Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
“Kami mengapresiasi perhatian luar biasa dari Pak Wali. Beliau menunjukkan kepedulian tak hanya kepada perusahaan tetapi juga kepada masyarakat. Upaya ini memperkuat iklim investasi dan membuka ruang bagi komunikasi yang konstruktif,” ujar Sompie kepada awak media.
Di tengah tuntutan warga yang menginginkan kendaraan tambang melintasi jalur kampung demi memicu perputaran ekonomi lokal, pihak perusahaan tidak tinggal diam. ARCI memastikan akan mengambil langkah nyata, terutama pada perbaikan akses jalan yang dianggap berisiko.
Sompie mengungkapkan bahwa truk-truk bertonase besar yang digunakan perusahaan memiliki potensi risiko bila dipaksa melintasi jalur dengan kondisi rawan longsor. Karenanya, selama ini kendaraan berat melewati jalan khusus yang dibangun oleh perusahaan.
Namun demikian, ARCI menyatakan komitmennya untuk turut memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak dan berpotensi membahayakan. Tujuannya tidak semata-mata memenuhi operasional tambang, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan dan kenyamanan warga.
“Jika kondisi jalan telah memenuhi standar keamanan, kami siap mengarahkan kendaraan berat untuk melintasi jalur kampung. Ini bukan sekadar janji, tetapi bagian dari komitmen kami terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar tambang,” tegas Sompie.