RADAR24.co.id — Ribuan warga Australia memadati jantung Kota Sydney dalam aksi solidaritas besar-besaran untuk Palestina, menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza yang dilanda krisis kemanusiaan. Aksi bertajuk March for Humanity ini berlangsung damai meski sempat menuai kekhawatiran pihak kepolisian terkait potensi gangguan keselamatan publik.

 

Dari pagi hari, massa bergerak melintasi ikon Kota Sydney, Harbour Bridge, sambil membawa bendera Palestina, poster antikekerasan, serta memukul-mukul panci sebagai simbol kelaparan yang disebut melanda warga Gaza. Unjuk rasa ini digelar untuk menandai hampir 10 bulan sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober 2024 silam.

 

Pihak kepolisian New South Wales memperkirakan lebih dari 90.000 orang turut serta, sementara panitia mengklaim jumlahnya mencapai 300.000 peserta. Demonstrasi ini mendapat dukungan sejumlah tokoh publik, termasuk aktivis Julian Assange dan mantan Menlu Australia Bob Carr.

 

Sebelumnya, kepolisian sempat mengeluarkan larangan terhadap aksi tersebut dengan alasan keselamatan, namun Pengadilan Tinggi NSW membatalkan keputusan itu dan mengizinkan demonstrasi berlangsung dengan syarat-syarat ketat. Sekitar 1.100 personel polisi dikerahkan dan biaya pengamanan dilaporkan mencapai lebih dari 1,4 juta dolar Australia.

 

“Kami di sini untuk menyuarakan suara kemanusiaan. Ini bukan sekadar konflik politik. Ini adalah tragedi,” ujar salah satu peserta, Sarah Al-Haj, warga Muslim Australia keturunan Palestina.

 

Sementara itu di Melbourne, ribuan pengunjuk rasa yang ingin melakukan aksi serupa di sekitar Jembatan King Street dicegat oleh polisi. Ketegangan sempat terjadi, namun tidak berujung pada kekerasan serius. Hanya satu orang dilaporkan diamankan akibat insiden pelemparan telur.

 

Aksi solidaritas juga digelar di Darwin, dengan skala lebih kecil. Sekitar 300 warga turun ke jalan menyerukan penghentian pembantaian warga sipil di Gaza dan mendesak pemerintah Australia bersikap lebih tegas terhadap Israel.

 

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, dalam pernyataannya di parlemen menyebut krisis Gaza telah “melampaui mimpi buruk terburuk dunia.” Ia menyerukan gencatan senjata segera, pengiriman bantuan tanpa hambatan ke Gaza, serta pelepasan sandera. Namun hingga kini, Australia belum secara resmi mengakui negara Palestina, meskipun disebut tengah mempertimbangkan langkah tersebut sebagai “kapan, bukan jika”.

 

Sumber : Reuters