RADAR24.co.id — Ratusan ribu warga Israel turun ke jalan pada Minggu (17/8/2025) dalam demonstrasi terbesar sejak perang Gaza meletus pada Oktober 2023 lalu. Titik aksi utama berlangsung di Hostages’ Square, Tel Aviv, di mana panitia menyebut jumlah massa mencapai sekitar 500.000 orang. Secara nasional, protes serupa digelar di berbagai kota Israel dengan total peserta disebut menembus lebih dari satu juta orang.
Aksi ini dipelopori oleh Forum Keluarga yang Hilang dan Sandera, kelompok yang selama ini mendesak pemerintah agar memprioritaskan kesepakatan untuk membebaskan warga Israel yang masih ditahan di Gaza. Massa meneriakkan yel-yel “Stop the War” dan “Bring Them Home”, menuntut pemerintah menghentikan operasi militer dan segera menyetujui kesepakatan damai.
Sejumlah keluarga sandera memimpin langsung aksi ini. Militer Israel menyebut masih ada 49 orang yang ditahan Hamas, dengan 27 di antaranya diyakini telah meninggal. Para demonstran menilai perang berkepanjangan tidak hanya gagal membawa para sandera pulang, tetapi juga menambah penderitaan di kedua belah pihak.
Sementara itu, data dari otoritas kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mencatat lebih dari 61.000 warga Palestina tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak. Kondisi ini memicu kritik keras dari PBB dan organisasi HAM internasional yang menilai operasi Israel berpotensi masuk kategori pelanggaran hukum internasional hingga genosida.
Aksi protes kali ini juga diwarnai penutupan jalan dan pemogokan nasional, melumpuhkan sebagian aktivitas publik. Kepolisian Israel melaporkan puluhan demonstran ditahan karena dianggap mengganggu ketertiban.
Pemerintah Israel, melalui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tetap menegaskan bahwa perang tidak akan dihentikan sebelum Hamas dikalahkan sepenuhnya. Namun, tekanan publik yang semakin meluas menunjukkan adanya jurang besar antara kebijakan pemerintah dan keinginan rakyat.
Situasi ini berlangsung di tengah berkembangnya wacana gencatan senjata baru. Sejumlah proposal internasional, termasuk usulan gencatan selama 60 hari dengan pembebasan sandera secara bertahap, mulai dibahas di meja perundingan.