RADAR24.co.id — Tangis haru pecah saat Fikri Yansyah dan Khai Run Tuti memeluk erat foto putra bungsu mereka, Ferdi Apriando. Lima bulan setelah kepergian remaja 16 tahun itu, luka kehilangan masih membekas di hati keluarga. Hari ini, 2 September 2025, keluarga besar mendatangi Mapolres Pesisir Barat, menuntut kejelasan atas kasus kematian Ferdi yang dinilai berjalan lamban.
Kronologi Tragedi: Luka Berat hingga Meninggal Dunia
Ferdi, siswa kelas 1 SMA Negeri 1 Pesisir Tengah, meninggal dunia pada 3 April 2025, sehari setelah diduga menjadi korban penganiayaan dalam acara Syawalan di Pekon Kebuayan, Kecamatan Karya Penggawa, Pesisir Barat. Malam itu, 2 April 2025, Ferdi ditemukan tak sadarkan diri sekitar 145 meter dari lokasi acara orgen tunggal. Ia mengalami luka serius di tubuh dan kepala.
Ferdi segera dilarikan ke Puskesmas Karya Penggawa, namun karena kondisinya memburuk, ia dirujuk ke RS Handayani, Kotabumi. Sayangnya, nyawa Ferdi tak tertolong. Hasil pemeriksaan awal menyebutkan pendarahan otak akibat pukulan benda tumpul di bagian belakang kepala sebagai penyebab kematian.
Ferdi, anak bungsu dari tiga bersaudara, dikenal ceria dan aktif di lingkungan sekolah dan kampung halamannya di Desa Banjar Agung, Kecamatan Way Krui, Pesisir Barat.
Keluarga Tuntut Keadilan
Lima bulan berlalu, keluarga masih menanti kejelasan pelaku di balik kematian Ferdi. Dalam kunjungan ke Polres Pesisir Barat, Fikri Yansyah, ayah Ferdi, menyampaikan kekecewaannya kepada penyidik Satreskrim.
“Kami hanya ingin keadilan. Anak kami meninggal karena dianiaya, bukan sakit. Sudah lima bulan, tapi belum ada tersangka,” ujar Fikri dengan nada penuh harap bercampur duka.
Pihak Polres menerima keluarga dan mengarahkan mereka ke Satreskrim, namun hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi terkait perkembangan kasus.
Dukungan Masyarakat
Kunjungan keluarga didampingi tokoh masyarakat Desa Banjar Agung, Dedi Yurham. Ia menegaskan pentingnya transparansi dalam penegakan hukum. “Kematian Ferdi adalah duka bersama. Penegakan hukum harus jelas agar kepercayaan masyarakat terjaga,” ujarnya.
Menanti Titik Terang
Ferdi telah dimakamkan sejak April 2025, namun keluarga belum bisa berpaling dari duka karena misteri kematiannya belum terpecahkan. Mereka berharap polisi segera mengungkap pelaku dan memberikan keadilan yang pantas.
“Kami hanya ingin anak kami mendapatkan keadilan,” tutup Fikri dengan suara parau.
Informasi Terkait Korban:
– Nama: Ferdi Apriando (16 tahun)
– Sekolah: SMA Negeri 1 Pesisir Tengah, Kelas 1
– Orang Tua: Fikri Yansyah & Khai Run Tuti
– Alamat: Desa Banjar Agung, Kecamatan Way Krui, Pesisir Barat
– Tanggal Kejadian: 2 April 2025 malam
– Lokasi Kejadian: Pekon Kebuayan, Kecamatan Karya Penggawa
– Tempat Ditemukan: 145 meter dari lokasi acara orgen tunggal
– Perawatan: Puskesmas Karya Penggawa, dirujuk ke RS Handayani, Kotabumi
– Hasil Visum: Pendarahan otak akibat pukulan benda tumpul.