Oleh Edi Arsadad, (Ketua IWO Provinsi Lampung)
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Wartawan Online (IWO) tahun 2025 bukan sekadar agenda rutin tahunan, melainkan momentum strategis untuk memperkuat konsolidasi antar-pengurus daerah. Di tengah dinamika media digital yang semakin kompleks, kehadiran IWO sebagai organisasi profesi harus mampu menjawab tantangan zaman dengan soliditas yang terukur, bukan hanya simbolis.
Pertama, Rakernas 2025 menjadi ruang ideal untuk menyamakan frekuensi visi antara pusat dan daerah. Selama ini, sering kali kebijakan nasional terasa “jauh” di mata pengurus provinsi, kabupaten, hingga kota. Melalui forum ini, aspirasi daerah mulai dari persoalan verifikasi media, perlindungan hukum wartawan online, hingga penguatan kapasitas SDM dapat disalurkan secara terstruktur. Bukan lagi sekadar laporan pertanggungjawaban, tetapi dialog dua arah yang menghasilkan kebijakan bottom-up.
Kedua, konsolidasi daerah adalah kunci memperluas jangkauan IWO di akar rumput. Saat ini, tidak kurang dari 12 provinsi telah memiliki kepengurusan IWO, namun intensitas komunikasi antar-daerah masih terfragmentasi. Rakernas harus melahirkan mekanisme koordinasi yang efektif, misalnya melalui platform digital terpadu atau rotasi kepemimpinan daerah dalam kepanitiaan nasional. Dengan demikian, IWO tidak hanya kuat di pusat, tetapi juga kokoh di daerah.
Ketiga, di era pasca-Pemilu 2024 dan menjelang Pilkada serentak 2025, wartawan online kerap menjadi target hoaks, tekanan politik, bahkan kriminalisasi. Rakernas 2025 menghasilkan protokol perlindungan bersama, seperti pendirian posko hukum daerah atau kerja sama dengan aparat penegak hukum. Konsolidasi bukan hanya soal organisasi, tetapi juga solidaritas profesi.
Akhirnya, Rakernas 2025 menjadi titik tolak transformasi IWO dari organisasi “kumpul kebo” menjadi entitas profesional yang disegani. Dengan konsolidasi yang matang antar-pengurus daerah, IWO tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi rujukan utama dalam ekosistem jurnalisme digital Indonesia. Rakernas IWO tahun 2025 bukan sekadar seremoni, tetapi starting point kebangkitan kolektif.
Bandar Lampung, 26 Oktober 2025




