RADAR24.CO.ID, Lampung — Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) berkomitmen ikut serta menangani sampah di Indonesia. Hal itu ditegaskan dengan dukungan yang diimplementasikan melalui transformasi Bank Sampah yang mengacu pada pendekatan ekonomi sirkular.

Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina mengatakan, salah satu contoh daerah yang dinilai berhasil memanage dukungan CCEP Indonesia terhadap Bank Sampah.

“Kami percaya bahwa pendekatan ekonomi sirkular adalah kunci menuju masa depan yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Bank Sampah,” kata Karina, Sabtu, 6/7/2024.

“Kami optimis akan dapat menciptakan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat,” sambungnya.

Karina juga memaparkan esensi peran Bank Sampah dalam mencapai target pengelolaannya, yang dicanangkan Pemerintah Indonesia dalam Rapat Koordinasi Nasional Bank Sampah 2024 yang digelar di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) Republik Indonesia pada Rabu, 3 Juli 2024 lalu.

“Bank Sampah bukan sekadar tempat pengumpulan sampah, melainkan sebagai katalis perubahan pola pikir masyarakat tentang pengelolaan sumber daya. Lewat Bank Sampah, kita bisa merubah paradigma, dari masalah menjadi sumber daya ekonomi-sosial,” paparnya.

Menurut Karina, Bank Sampah punya andil besar dalam mengedukasi masyarakat untuk menerapkan pola pemilahan sampah dari rumah, menumbuhkan kantung-kantung ekonomi yang baru, pemberdayaan perempuan, sampai dengan menciptakan tatanan sosial yang berlandaskan kesetaraan gender.

“Mengingat betapa krusialnya peran itu, maka kami berkomitmen untuk terus mendukung transformasi Bank Sampah di Indonesia. Saat ini, Bank Sampah menghadapi berbagai tantangan dalam keberlangsungan operasionalnya,” ulasnya.

“Seperti misalnya pembeli tetap bahan daur ulang yang terbatas, keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis, hingga harga material daur ulang yang fluktuatif,” lanjutnya.

Kemudian, imbuh dia, peningkatan skala operasional dan kurangnya dukungan infrastruktur pengelolaan sampah di berbagai daerah juga menjadi tantangan.

Sehingga, semakin banyak Bank Sampah yang kegiatan operasionalnya tidak berumur panjang dan tidak dapat beroperasi dengan optimal.

Pada akhirnya, berbagai langkah dilakukan CCEP Indonesia guna mengurai persoalan untuk mendukung transformasi Bank Sampah, seperti misalnya pelatihan manajemen dan keterampilan bisnis dan pendampingan untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Kemudian, pengembangan produk daur ulang dengan nilai tambah, dibukanya pasar baru untuk marketing produk daur ulang, dan kolaborasi lintas sektoral, serta dilibatkannya kemajuan teknologi dan digitalisasi dalam upaya mendukung transformasi bank sampah.

“Di Kota Metro, melalui kolaborasi sinergis, Bank Sampah Metro saat ini telah berhasil menerapkan tata kelola persampahan tingkat kota yang berkelanjutan. Program yang diterapkan meliputi jaminan kerja sama tetap pembelian kemasan plastik PET, pelatihan intensif manajemen dan kewirausahaan, pengembangan produk daur ulang bernilai tambah, digitalisasi bank sampah, serta pendampingan akses ke insitusi keuangan dan pendidikan,” ujarnya.

“Hasil yang dicapai dari program ini juga cukup signifikan. Ada 22 unit Bank Sampah yang dinaungi untuk melayani sekitar 1.600 rumah tangga di Kota Metro,” tandasnya.

Pewarta: Kiki.

Reporter: Odo Kuswantoro

Tag