RADAR24.CO.ID, Lampung — Revo Dinata nampak duduk di teras rumahnya yang terletak di ruas Jalan Kakatua, Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. Dia terlihat sibuk menyemburkan flame gun, berusaha melepas perekat di mika headlamp mobil yang akan di-upgrade.

Siang itu, Sabtu, 13/7/2024, sejumlah kendaraan telah terparkir di garasi dan pelataran rumah yang telah disulapnya menjadi bengkel reparasi dan variasi, sejak 2019 silam.

Pria 33 tahun yang biasa disapa Revo itu, merupakan satu dari sekian banyak tenaga kerja terdampak pandemi covid-19, yang terpaksa banting setir dari pekerjaan lamanya, karena di-PHK.

“Saya tuh dulunya pegawai BUMN, di perbankan saya. Tapi waktu pandemi covid, saya kena PHK,” kata Revo, sembari membersihkan sisa-sisa perekat yang sudah melunak di mika headlamp mobil.

Meski di awal perjalanan kariernya sebagai mekanik sempat mengalami kesulitan, namun Revo tak patah arang. Dia gigih berjuang mempertahankan asa, demi kebahagiaan keluarga kecilnya.

“Awalnya pasti sulit menyesuaikan diri karena cukup lama kerja di kantoran. Kalau di bengkel kan harus pegang bor, pegang polisher machine dan alat-alat bengkel lainnya. Tapi demi keluarga kan, kerja apa sajalah yang penting dapat uang,” tuturnya.

Berbekal bakat alami di bidang otomotif yang ia peroleh dari hobi mengutak-atik mobilnya sendiri, ditambah pengalaman bekerja dengan saudara ipar sebagai asisten mekanik, Revo memberanikan diri untuk berdikari membuka jasa servis reparasi dan variasi kendaraan, baik mobil pun sepeda motor.

“Waktu itu, di awal pandemi kakak ipar saya dari Jakarta pulang ke Metro dan dia yang pertama kali membuka usaha jasa servis lampu ini, sekitar 2019 itu. Boleh dibilang saya ikut kerja sama dia, karena kebetulan saya juga suka dunia otomotif dan sedikit-sedikit bisa bantu dandan,” kisahnya.

“Kemudian setelah covid selesai, kakak ipar saya kembali lagi ke Jakarta untuk bekerja di sana, sedangkan saya tetap di Kota Metro dan meneruskan usaha yang kami rintis bersama ini,” sambungnya.

Dengan memanfaatkan sisa ruang di pelataran rumah dan garasi, Revo membuka bengkel di kediamannya yang dinamai Metro Nano Burning.

Bersama dengan seorang rekan kerjanya, mereka di Metro Nano Burning menerima, melayani, serta menyediakan berbagai jasa reparasi dan variasi kendaraan seperti custom lampu, sulam body, poles body, modifikasi dan lain sebagainya.

Untuk ongkos jasa, kata Revo, servis lampu adalah yang paling ringan. Biasanya pelanggan akan dikenakan tarif sekitar Rp150 ribu. Sedangkan untuk jasa servis yang berat, berkisar antara Rp300 sampai 500 ribuan.

Sistem marketing yang gencar di sejumlah platform jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, YouTube dan Tiktok, membuat Revo selalu ramai job.

Saban hari, rumah sekaligus bengkelnya itu selalu dipenuhi mobil dan sepeda motor pelanggan yang datang dari berbagai daerah, bahkan dari Pulau Jawa.

“Setiap hari itu pasti ada, minimal dua atau tiga konsumen yang datang ke sini untuk servis lampu dan macam-macam. Kalau pelanggan yang datang dari luar daerah itu rata-rata adalah pelanggan pengguna sosmed ya,” bebernya.

“Malah beberapa kali, ada pelanggan yang datang ke sini dari Pulau Jawa. Karena memang sebenarnya mereka itu adalah perantau asal Metro, yang melihat bengkel kami di sosmed. Lalu, ketika pulang ke Metro, maka mereka menyempatkan diri mampir ke sini,” tukasnya.

Kini, mantan pegawai BUMN itu serius dan fokus mengurusi bengkel reparasi dan variasi miliknya itu.

Dia berharap, suatu saat Metro Nano Burning bisa dibuka di toko yang memadai, dan bisa menjadi bengkel otomotif yang besar.

Pewarta : Kiki.