RADAR24.co.id — Gamma Rizkynata Oktafandy (16), siswa SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah, tewas setelah ditembak pada Minggu (24/11/2024) dini hari. Pelakunya diketahui seorang polisi.
”Benar, ditembak. Tahu-tahu meninggal, saya bingung sendiri kok meninggal. Kami belum mendapat penjelasan, masih bingung,” kata Umi saat dihubungi, Senin (25/11/2024).
Keluarga ataupun pihak sekolah mempertanyakan identitas penembak serta motif di balik penembakan tersebut. Umi S, kerabat Gamma menuturkan, pihak keluarga mengetahui kabar terkait meninggalnya Gamma pada Minggu siang.
Kala itu, keluarga ditelepon oleh seseorang yang mengaku dari Kepolisian Resor Kota Besar Semarang. Orang tersebut meminta keluarga untuk menjemput jenazah Gamma di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi.
Menurut Umi, jenazah Gamma langsung dibawa ke rumah neneknya di Kecamatan Semarang Barat. Setelah itu, jenazah langsung dibawa ke kampung halaman keluarga ayah Gamma di Sragen pada Minggu petang untuk kemudian dimakamkan pada Senin petang.
Wakil Kepala Kesiswaan SMKN 4 Semarang Agus Riswantini menuturkan, pihaknya baru mendapatkan informasi bahwa Gamma meninggal pada Minggu petang. Informasi itu didapatkan Agus dari para siswa ataupun para guru di SMKN 4 Semarang. Melalui informasi-informasi tersebut, Gamma diduga meninggal akibat ditembak
Menurut Agus, pihak sekolah sudah mengunjungi rumah nenek korban di Semarang Barat pada Minggu petang. Namun, dalam kesempatan itu, pihaknya tidak bertemu dengan orangtua korban sehingga mereka belum mendapatkan penjelasan secara rinci mengenai kronologi kejadian yang menimpa Gamma.
”Kami belum berani menyampaikan penyebabnya kenapa sampai tertembak. Informasi yang beredar itu macam-macam, ada yang bilang korban tawuran, dan lain-lain,” ucapnya.
Agus menambahkan, Gamma bukanlah satu-satunya korban dalam peristiwa penembakan yang disebut terjadi pada Minggu dini hari tersebut. Ada dua siswa SMKN 4 Semarang lain yang juga menjadi korban, yaitu S dan A.
”Informasi dari keluarga, keduanya masih belum boleh bertemu dengan siapa pun. Mungkin, korban masih trauma, jadi belum siap secara mental,” tutur Agus.
Korban S masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo, Kota Semarang. Sementara itu, korban A sudah berada di rumahnya.
Agus mengemukakan, tiga siswa tersebut berasal dari kelas dan jurusan yang berbeda. Kendati demikian, mereka merupakan anggota ekstrakurikuler yang sama, yakni pasukan pengibar bendera. Selama ini, tiga siswa tersebut dinilai Agus berprestasi. Mereka juga beberapa kali mengikuti lomba baris-berbaris dan menyabet gelar juara.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Polrestabes Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar membenarkan adanya peristiwa penembakan yang dilakukan oleh polisi kepada pelajar SMK. Hal itu disebut Irwan terpaksa dilakukan saat polisi tersebut ingin melerai G dan kelompoknya yang sedang terlibat tawuran dengan kelompok lain.
”Awalnya anggota sedang melintas, lalu melihat ada tawuran itu, ingin melerai. Untuk peran anggota, sedang dilakukan pendalaman oleh Pengamanan Internal,” ujarnya.
Irwan mengaku belum mengetahui apakah korban meninggal akibat luka tembak. Ia mengatakan masih menunggu hasil visum untuk memastikan hal tersebut.
”Memang ada luka tembak dibagian panggul,” ucapnya.
Red