RADAR24.co.id — Lebih 2 bulan setelah tewasnya anggota polisi Polsek Pakuan Ratu, Polres Way Kanan, Briptu Erik Alniaro, hingga kini pihak Kepolisian belum juga memberikan keterangan resmi apa motif dan penyebab korban ditemukan tewas dengan luka gorok di leher.
Hal itu disampaikan Alipir (62) ayah kandung Briptu Erik Alniaro, yang merasakan ada banyak kejanggalan dalam kematian anaknya tersebut.
Pasalnya selain luka besar dibagian leher juga ditemukan lebam dibagian lengan dan bagian punggung almarhum.
“Pada saat kejadian, saya lagi dirumah di Kampung Banjarmasin sekitar jam 15.00 WIB, lalu saya diberi kabar sama warga, kalau anak saya bunuh diri. Lalu hujan-hujan itu saya langsung ke rumah sakit Haji Kamino (RSHK) dan setibanya di sana, luka anak saya (bagian leher) sudah di jahit,” ujarnya, Kamis (13/3/2025).
Kemudian, setelah enam hari dari kematian Briptu Erik Alniaro, sang ayah mendapatkan foto bekas luka anaknya yang belum dijahit dari pihak rumah sakit dengan luka sayatan yang begitu besar.
“Kemudian setelah enam hari, saya ditunjukkan foto luka anak saya itu yang sebelum di jahit. Setelah melihat foto itu, saya merasakan kecurigaan yang luar biasa bahwa anak saya itu bukan bunuh diri, melainkan dibunuh” tambahnya.
Alipir mengungkapkan saat dimandikan jenazah Briptu Erik Alniaro terdapat lebam di lengan kanan, ada bekas cengkraman.
Lalu tangan kirinya keram seperti cengkraman, dan di bagian belakang (punggung) ada lebam hitam sehingga memperkuat kecurigaan mereka.
“Jadi saya atas nama keluarga besar, saya selaku ayah kandungnya, berharap sekali, andaikata anak saya dibunuh, siapa pelakunya dan saya minta keadilannya. Bahkan sampai sekarang, belum ada kabar berita dari pihak kepolisian kepada kami sebagai keluarga ” Kata Alipir
Alipir mengatakan kasus ini sudah disampaikan ke polres dan sekarang sudah ditangani Polda Lampung, tapi belum ada kelanjutannya, walau sudah 66 hari berlalu.
“Saya mohon dengan sangat keadilannya. Adakah keadilannya di Indonesia ini untuk anak saya?! Karena saya orang tidak mampu,” pungkas Alipir sambil menangis.
Menurut kesaksian tetangga lainnya saat korban ditemukan di kamar mandi kamar tidurnya dalam posisi telungkup dan diduga tidak bernyawa lagi serta terlihat ceceran darah dari teras sampai kamar mandi.
“Saya datang karena istri korban teriak minta tolong namun saat tiba dirumah ini terdapat ceceran darah dari teras rumah sampai kamar mandi yang terletak dikamar tidur korban dan saat itu yang terlihat hanya istri dan anaknya yang digendong” jelas saksi yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Terpisah, Kapolres Way Kanan AKBP Adanan Mangopang mengungkapkan bahwa motif kematian dan hasil penyelidikan sudah disampaikan dan dipaparkan penyidik kepada keluarga korban.
“terkait motif, modus, barang bukti & alat bukti sesuai pasal 184 KUHAP telah dijelaskan, senin (17/03) depan atas permintaan keluarga akan di eksumasi, ” jelas Kapolres melalui pesan WhatsApp.
Kapolres juga mengatakan bahwa sejak awal kejadian pihak keluarga telah disarankan untuk melakukan otopsi namun ditolak.
“saat itu enggan untuk diotopsi dan sudah menerima bahkan ada video dan surat pernyataannya, “pungkas Adanan.
Seperti diketahui, Brigadir Satu (Briptu) Erik Alniaro anggota Banit Reskrim Polsek Pakuan Ratu, Polres Way Kanan, ditemukan tewas dengan luka parah di bagian leher di dalam kamar rumahnya, di Kampung Banjar Negara, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung, pada sore hari (7/1/2025) lalu.
AJ