Oleh: Edi Arsadad
Ketua IWO Lampung, Pemred Radar24.co.id (Wartawan Madya)

Kasus pembunuhan keji yang menimpa Riyas Nuraini (32) Ibu muda asal Desa Rajabasa Lama 1, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, masih menyisakan tanda tanya besar. Bagaimana tidak..?.  Hingga saat ini polisi belum juga bisa mengungkap dan menangkap si pelaku.

Bulan Januari dimana musim penghujan mulai turun, kasus Nuraini pun bak hanyut dibawa air luapan banjir entah kemana arus membawanya.
Polisi, adalah aparat yang berwenang menangani kasus ini seolah pasrah dan tak mampu lagi untuk mengungkap siapa pembunuh kader Fatayat Nahdatul Ulama (NU) Lampung Timur itu.
Perlahan publik pun berpaling dengan riuhnya harga singkong yang tak kunjung naik, makan bergizi gratis tanpa ayam kata murid SD, dan sibuknya berbagai institusi berkegiatan ketahanan pangan.

Publik di Lampung yang mayoritas petani disuguhi peran tokoh tokoh yang akan menjamin ketersediaan pangan, sehingga kebutuhan pokok masyarakat akan terjamin.
Pada kenyataannya warga Lampung Timur bahkan Lampung pada umumnya adalah mayoritas petani yang sudah turun temurun memiliki keahlian dalam bidang tanam-menanam.
Tapi, ada yang sibuk berpose didepan kamera naik diatas mesin pengolah tanah atau dengan alat penanam jagung ditangannya. Namun tidak berfikir bagaimana harga singkong, jagung dan apa yang ditanam petani dapat memperoleh harga layak. Sehingga petani bisa sejahtera.

Melihat hari ini yang terjadi, Sebaiknya kembalilah semua kepada pekerjaan dan tugas masing-masing. Tak perlu mengerjakan tugas orang lain yang sudah ada tupoksinya. Lagi pula kalian tidak memiliki keahlian itu, yang akan berdampak pada tujuan yang sia sia.

Sebagaimana Rosulullah bersabda:
“Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat.” (HR. Al-Bukhari).
Semoga kasus Riyas Nuraini segera terungkap, Banjir segera berlalu dan singkong, jagung, Padi mendapatkan harga yang layak, serta anak anak kita dapat makan dengan daging ayam. Maka publik akan tenang dan sejahtera.

Reporter: Redaksi