RADAR24.co.id — Herry Mamonto, pengawas lapangan dari pemilik kapal LCT yang beroperasi di Dermaga Indo Hong Hai, melontarkan kritik tajam terhadap kinerja sejumlah wartawan yang memberitakan dugaan pemuatan pasir ilegal di kawasan tersebut.
Menurut Herry, pemberitaan tersebut tidak didasari riset mendalam dan terkesan hanya mengejar kepentingan pribadi.
“Teman-teman media itu harusnya profesional. Sebelum merilis berita, wajib melakukan riset, wawancara, observasi, dan verifikasi data. Bukan sekadar mengandalkan temuan sepihak,” ujar Herry kepada wartawan, Rabu (29/5).
Sebagai mantan jurnalis senior di Kota Bitung, Herry menyayangkan cara kerja wartawan yang tidak menjalankan prinsip jurnalistik dasar. Ia menegaskan, berita yang tidak berimbang dapat merusak kredibilitas media dan berisiko menimbulkan keresahan publik.
“Kami punya dokumen resmi,” tegasnya.
“Pasir yang kami angkut itu hanya digunakan untuk pembangunan dermaga di Pulau Lembeh. Jadi, tidak ada yang ilegal di sini. Apa yang salah?”
Lebih lanjut, Herry mengaku waswas dengan model pemberitaan seperti itu. Ia menilai praktik semacam ini justru menghambat iklim investasi di daerah.
“Kalau pemberitaan begini terus, investor bisa hengkang dari Bitung,” ucapnya prihatin.
Herry juga menyinggung banyak isu strategis yang justru luput dari perhatian media. Ia menyebut, penimbunan bahan bakar minyak (BBM), pembuangan limbah industri, hingga persoalan sosial seharusnya menjadi perhatian utama jurnalis.
Kenapa persoalan-persoalan besar itu tidak diinvestigasi?” sindirnya.
“Kalau hanya fokus mencari kesalahan personal, itu bukan kerja jurnalistik. Itu kepentingan,” ucap Herry.
Herry berharap media dapat kembali menjalankan fungsinya sebagai pilar keempat demokrasi: mengawasi, mengedukasi, dan menginformasikan secara objektif bukan sekadar menjadi corong kepentingan.